PRODUK OLAHAN PANGAN NUSANTARA
Produk olahan pangan Nusantara
sangat banyak baik dari bahan
pangan nabati maupun hewani apalagi
negara kita (Nusantara) sangat kaya
dengan berbagai macam makanan hampir disemua daerah memiliki kekhasannya
sendiri. Untuk memahami materi ini kita akan mengupas terlebih dahulu tentang pengertian
bahan pangan nabati dan hewani
1) Bahan
Pangan Nabati
Bahan pangan
nabati adalah bahan pangan yang bersumber dari tumbuhan, seperti buah-buahan,
sayur-mayur, kacangkacangan, dan umbi-umbian.
a.
Buah-buahan dan sayur-mayur:
Buah-buahan dan sayur-mayur merupakan sumber vitamin dan mineral, serat makanan, dan sejumlah zat non-nutrisi bermanfaat lainnya seperti sterol, flavonoid, dan sterol.
a.
Kacang-kacangan:
Kacang-kacangan serta biji-bijian mengandung banyak
serat yang dapat membantu melancarkan serta membersihkan saluran pencernaan.
Kacangkacangan dan biji-bijian juga memiliki kadar protein tinggi yang mampu
memberikan cukup energi untuk beraktivitas. Kacang-kacangan dan biji-bijian
memiliki kandungan fosfor yang penting untuk kesehatan tulang dan gigi. Selain
itu, kacang-kacangan dan biji-bijian juga mengandung vitamin B dan E yang baik
untuk kulit dan mencegah penuaan dini.
b.
Serealia
Bahan pangan yang berasal dari
biji-bijian dan berfungsi sebagai sumber makanan pokok bagi manusia dinamakan
serealia. Kandungan serealia berupa zat karbohidrat, kaya protein, berserat
tinggi, dan rendah lemak, juga mengandung vitamin E dan B. Contoh tanaman
serealia ialah beras, sorghum, barley, jagung, dan gandum.
c.
Rempah – Rempah
Indonesia sebagai negara yang memiliki
iklim tropis memiliki banyak rempah -rempah . Rempah – rempah memiliki banyak
zat yang bermanfaat untuk tubuh antara lain: antidioksidan, antiradang, dan
antibakteri .contoh rempah -rempah adalah : cengkeh, kayu manis, kapulaga, pala
jahe.
d.
Umbi-umbian:
Kandungan utama umbi-umbian pada umumnya
adalah karbohidrat. Karbohidrat merupakan salah satu zat yang diperlukan sebagai
sumber energi bagi tubuh.
2)
Bahan Pangan Hewani Bahan pangan hewani
adalah bahan pangan yang berasal dari hewan. Jenis bahan pangan hewani di
antaranya adalah, ikan, daging telur, dan susu.
a.
Telur: Telur mempunyai kandungan gizi tinggi seperti air, protein,
karbohidrat, mineral, lemak, dan vitamin. Namun, terkadang telur mengandung
bakteri Salmonella yang berasal dari kotoran ayam. Oleh karenanya, telur
harusdimasak dengan penanganan tepat agar bakteri dapat mati.
b. Ikan Ikan terbagi atas beberapa jenis, yaitu
ikan air laut, ikan air tawar, dan ikan air payau. Ikan mempunyai kandungan
gizi diantaranya protein. Kandungan protein pada ikan lebih tinggi dari
serealia. Kandungan protein ikan sangat mudah dicerna sehingga baik bagi
balita. Ikan juga mengandung asam lemak tak jenuh yang sangat bermanfaat untuk
kesehatan tubuh. Ikan juga mengandung vitamin dan mineral.
c. Daging Terdapat beberapa jenis daging, di
antaranya daging sapi, daging kambing, daging kerbau, dll. Setiap jenis daging
mempunyai karakteristik yang berbeda. Pada umumnya daging mengandung protein,
lemak sera mineral dan vitamin.
d. Susu Susu merupakan pangan dengan nilai gizi
tinggi, yaitu memiliki kandungan air, lemak, protein, karbohidrat, vitamin,
asam folat, dan mineral
3) Perbedaan Karakteristik Bahan Pangan Nabati
dan Hewani Bahan pangan nabati dan hewani mempunyai karakteristik yang
berbeda. Perbedaan karakteristik antara bahan pangan nabati dan hewani dapat
kalian lihat pada tabel di bawah ini.
2. Teknik Pengolahan Bahan Pangan
Pengolahan produk olahan pangan
Nusantara dari bahan nabati ada yang menggunakan proses pengawetan.
Pengawetan makanan merupakan cara yang digunakan untuk membuat makanan memiliki
daya simpan yang lama dan mempertahankan sifat-sifat fisik dan kimia makanan.
Menurut Sulandari (2022), teknik pengawetan pangan nabati terdiri atas
a. Pengawetan secara Fisika
Ada beberapa teknik pengawetan secara fisika.
1) Pemanasan
Pemanasan ialah pengawetan dengan cara memanaskan bahan atau produk
pangan pada suhu tertentu bergantung pada jenis produk yang akan diawetkan.
Contoh, pengawetan pada bahan pangan susu cukup menggunakan suhu 60-70 °C
dengan waktu yang lebih lama sekitar 30 menit. Hal itu karena susu memiliki
protein yang mudah rusak dengan pemanasan pada suhu yang lebih tinggi. Tujuan
pemanasan ialah untuk menghilangkan mikroorganisme patogen di dalam bahan atau
produk pangan.
2) Pembekuan
Pembekuan ialah pengawetan bahan atau produk pangan dengan menurunkan
temperaturnya hingga di bawah titik beku air, contohnya sayuran frozen.
3) Pengalengan
Pengalengan ialah teknik pengawetan perpaduan kimia (penambahan bahan pengawet)
dan fisika (ruang hampa dalam kaleng). Pengalengan adalah satu proses dalam
mengawetkan makanan dalam wadah yang tertutup rapat dan disterilkan dengan suhu
panas.
Teknik ini dilakukan agar bahan makanan bebas dari bakteri yang
mengakibatkan kebusukan dan untuk mempertahankan nilai gizi, cita rasa, dan
daya tarik, contohnya manisan buah kaleng.
4) Pembuatan Acar
Pembuatan acar merupakan teknik pengawetan yang sering dilakukan pada
sayur ataupun buah dengan pemberian garam dan cuka. Tujuannya untuk memperpanjang
masa simpan, contohnya acar mentimun.
5) Pengentalan
Pengentalan ialah pengawetan yang dilakukan untuk bahan cair, contohnya
dodol.
6) Pengeringan
Pengeringan adalah pengawetan bahan pangan dengan cara mengurangi kadar
air bahan untuk mencegah pembusukan makanan akibat mikroorganisme. Teknik
pengawetan ini dilakukan dengan cara penjemuran dan pemanggangan menggunakan
oven dan sering dilakukan untuk bahan padat yang mengandung protein dan
karbohidrat, contohnya keripik.
7) Pembuatan Tepung
Pembuatan tepung adalah teknik pengawetan yang diterapkan pada bahan
karbohidrat dengan perubahan bentuk menjadi bentuk bubuk/halus, contohnya
tepung beras.
b. Pengawetan secara Biologis
Pengawetan secara biologis dilakukan dengan sistem peragian atau
fermentasi dan dapat pula dengan penambahan enzim, seperti papain (enzim dari
buah pepeya) dan bromelin (enzim dari buah nanas).
c. Pengawetan secara Kimiawi
Pengawetan secara kimiawi ialah pengawetan dengan cara menggunakan bahan
tambahan makanan (BTM). Pemberian BTM diterapkan pada bahan cair nonminyak
maupun mengandung minyak. Penggunaan BTM harus sesuai dengan takarannya.
Alangkah baiknya peserta didik pun diperkenalkan dengan beberapa makanan
khas daerah lain, mulai bahan dasar sampai cara pembuatannya.
Makanan Khas Nusantara
Makanan Nusantara dan Khas Daerah Indonesia
merupakan negara kepulauan yang
memiliki kekayaan yang melimpah, diantaranya keberagaman kuliner yang
merupakan
warisan dan kebanggaan serta identitas bangsa. Makanan Indonesia
memiliki ciri khas,
yaitu banyak menggunakan aneka jenis bumbu dan rempah serta dihidangkan
bersama
dengan sambal dan kerupuk sebagai pelengkap. Produk olahan makanan
setiap daerah
memiliki ciri khas masing-masing. Selain itu keunikan produk makanan
Indonesia antara
lain makanan indonesia merupakan budaya bangsa, sering digunakan dalam
ritual
keagamaan, kaya akan rempah khas daerah masing-masing, dan dapat menjadi
sumber
devisa negara (Beta Karaten, AGASI, 2021).
Makanan Nusantara merupakan kumpulan makanan daerah dengan segala persamaan
dan perbedaannya. Selanjutnya Beta Karaten (AGASI, 2021), menggolongkan
makanan
Nusantara menjadi lima golongan, yaitu:
• Makanan Pokok: Berasal dari beras, singkong, ubi jalar, jagung,
• Lauk-Pauk: Lauk-pauk berkuah banyak (soto, sate dll), berkuah sedikit
(gulai, kalio,
dll), tidak berkuah (rendang, jenis sate, dll)
• Sayur dan lauk-pauk sayuran, baik sayuran yang memiliki kuah, tidak
berkuah maupun
kuahnya sedikit.
• Sambal: Sambal matang dan mentah
• Krupuk dan kripik
• Kudapan dan kue (memiliki pengelompokkan sendiri)
Setiap daerah di Indonesia memiliki makanan khasnya masingmasing yang
menjadi
kebanggaan dan ciri khas daerah tersebut. Makanan khas daerah merupakan
olahan
produk makanan yang biasa dikonsumsi pada suatu daerah yang sesuai
dengan lidah
masyarakat setempat (Rapha N, 2019). Istilah tersebut muncul karena
memang makanan
yang ada di setiap daerah memiliki cita rasa yang berbedabeda.
Keberadaan makanan
khas daerah juga tidak lepas dari rempahrempah yang tersedia, sebagai
ciri khas dari
produknya. Kekayaan rempah yang dimiliki akan mendukung keberagaman
produk
makanan yang memiliki citra rasa dan seni yang tinggi. Berikut contoh
makanan khas
daerah: Mie Aceh (Aceh), Bika Ambon (Sumut). Rendang (Sumbar), Gulai
Ikan Patin
(Jambi), Gulai Belacan (Riau), Otak-otak (Kepulauan Riau), Sate Bandeng
(Banten), Kerak
Telor (DKI Jakarta), Surabi (Jawa Barat), Gudeg (Yogyakarya), Ayam
Betutu (Bali), Ayam
Taliwang (NTB), dan Pedas Sambas (Kalbar).
Tabel 1.1 produk nabati sebagai
makanan khas daerah tertentu.
Daftar Pustaka
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI BADAN STANDAR, KURIKULUM, DAN ASESMEN PENDIDIKAN PUSAT PERBUKUAN ,Buku Panduan Guru PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN: PENGOLAHAN,Yenti Rokhmulyenti, Suci Paresti, dan Rita Aisyatul Dalfah. 2022,SMA/MA KELAS X