Senin, 18 Agustus 2025

Pengembangan produk (olahan pangan )

 PENGEMBANGAN PRODUK


Pengembangan produk adalah suatu proses penemuan ide untuk barang dan jasa termasuk mengubah, menambah atau merumuskan kembali sebagian dari sifat –sifat pokok yang sudah ada dalam segi corak,merek, dan kuantitas.

A.   Terdapat  6 kategori produk baru :

1.     Produk baru dengan penciptaan pasar yang baru (new to the world products)
2.     Produk baru dengan pertama kali memasuki pasar yang sudah ada untuk produk                      semacam    (new Product line)
3.     Produk baru hasil modifikasi produk lama ( additions to existing product lines)
4.     Produk baru untuk menggantikan produk yang ada untuk meningkatkan kinerja dan nilai          (impovement and revisions to existing products)
5.     Produk yang ada yang ditargetkan untuk pasar baru atau segmen pasar baru                            (repositionings)   
6.     Produk baru dengan harga lebih murah (cost reductions)

B.   Pengembangan produk memiliki beberapa karakteristik, yaitu :

  • Keunggulan relatif (tingkat yang menunjukkan keunggulan inovasi terhadap produk yang telah ada )
  • Kompatibilitas ( tingkat kesesuaian inovasi dengan nilai dan pengalaman calon konsumen)
  • Kompleksitas ( tingkat kesulitan inovasi untuk dimengerti atau digunakan )
  • Divibilitas ( tingkat inovasi dapat dicoba sedikit demi sedikit)
  • Komunikabilitas( tingkat kemampuan hasil penggunaan inovasi dapat diobservasikan atau dijelaskan kepada orang lain

C.       Tujuan pengembangan produk , untuk :

  • Memenuhi kebutuhan konsumen yang belum puas
  • Menambah omzet penjualan
  • Memenangkan persaingan
  • Mendayagunakan keuntungan dengan pemakaian bahan yang sama
  •  Mendayagunakan sisa- sisa bahan
  • Mencegah kebosanan konsumen
  • Menyederhanakan produk

D.       Strategi pengembangan produk

1.     Strategi proaktif , strategi pengembangan produk yang dilaksanakan untuk mengantisipasi kondisi di masa depan, bentuk dari strategi proaktif :

a.     penelitian dan pengembangan
b.     pemasaran (marketing)
c.      pengusaha entrepreneurial 
d.     akuisisi

2.     strategi reaktif , strategi pengembangan produk yang dilakukan sebagai respon dari kondisi pasar atau pesaingnya, bentuk dari strategi reaktif :

        a.     strategi defensif
        b.     strategi imitatif
        c.     strategi second – but-better   
        d.     strategi responsif




Inovasi produk makanan

inovasi produk makanan yang telah muncul selama beberapa tahun terakhir. Inovasi ini melibatkan perubahan dalam formulasi, proses produksi, presentasi, dan bahkan cara konsumen berinteraksi dengan makanan. Berikut beberapa contoh inovasi produk makanan:

1.     Makanan Fungsional: 

         Probiotik dan Prebiotik: Produk makanan yang diperkaya dengan bakteri baik  (probiotik)          atau zat yang merangsang pertumbuhan bakteri baik (prebiotik) untuk meningkatkan             kesehatan saluran pencernaan

        Makanan Tinggi Serat: Produk yang diperkaya serat untuk mendukung pencernaan dan         kesehatan usus.

2.     Alternatif Protein

        Burger Tanpa Daging: Pengembangan burger dan produk daging lainnya yang dibuat            dari bahan tanpa daging seperti tumbuhan, seperti burger berbasis kacang-kacangan            atau sayuran

        Makanan Berbasis Protein Nabati: Pengembangan makanan dengan sumber protein                nabati seperti tempe, tahu, dan berbagai jenis kacang-kacangan.

  3.   Makanan Berbasis Teknologi

        Cultured Meat: Pengembangan daging yang dibuat dari sel-sel hewan tanpa membunuh         hewan. Ini bisa mengurangi dampak lingkungan dan etika yang terkait dengan                         peternakan tradisional.

        Makanan Cetak 3D: Penggunaan teknologi pencetakan 3D untuk membuat makanan            dengan bentuk dan struktur yang unik.

 4.     Makanan Instant atau Siap Saji:

         Makanan Instan Sehat: Munculnya makanan instan yang lebih sehat, seperti sereal                 organik, sup instan dengan bahan alami, atau makanan ringan rendah gula dan garam.

        Makanan Siap Saji yang Dikemas Ulang: Pengembangan produk makanan siap saji yang         dijual dalam kemasan ramah lingkungan.

 5.     Inovasi dalam Presentasi dan Pengemasan

         Edible Packaging: Pengembangan kemasan yang dapat dimakan untuk mengurangi                 limbah plastik.

        Presentasi Kreatif: Produk makanan dengan presentasi yang unik, seperti kue berbentuk         karakter atau makanan berwarna-warni.

  6.    Makanan Fusi:

        Kombinasi Budaya: Penggabungan elemen-elemen makanan dari berbagai budaya                 untuk menciptakan hidangan yang unik dan menarik.

 7.     Makanan Berbasis Keberlanjutan:

        Makanan Lokal dan Organik: Meningkatnya minat pada makanan yang diproduksi secara         lokal dan organik untuk mendukung keberlanjutan lingkungan.

 8.     Makanan Penyembuhan dan Fungsional

        Makanan Antioksidan: Produk makanan yang diperkaya dengan antioksidan untuk                     meningkatkan kesehatan.

        Makanan Penyembuhan Berbasis Tumbuhan: Produk makanan dengan bahan-bahan             yang dianggap memiliki sifat penyembuhan, seperti herbal dan rempah-rempah tertentu.

                




Teknik Mengembangkan Menu Variatif Untuk Bisnis Kuliner di Desa Cikoneng

Strategi Riset dan Identifikasi

Inovasi dan mengembangkan menu  bisa kita  menggali resep-resep tradisional yang telah diwariskan turun temurun, bereksperimen dengan bahan-bahan unik, dan menciptakan hidangan baru yang belum pernah ada sebelumnya. Dengan kreativitas dan inovasi, kita bisa membuat bisnis kuliner kita menonjol dan menjadi pilihan utama para pelanggan.

Cara mengembangkan menu variatif :

  • Kreativitas dan Inovasi
  • Variasi Berdasarkan Musim
  • Estetika dan Presentasi
  • Keseimbangan dan Keragaman
  • Masuknya Masakan Lokal
  • Eksperimentasi yang Terkontrol
  • Tren dan Preferensi
  • Musim dan Ketersediaan
  • Visual yang Menarik
  • Kesederhanaan dan Kejelasan
  • Penilaian dan Umpan Balik

        Daftar Pustaka

        KEMENDIKBUD DIRJEN PAUD,DIKDASMEN 2020, Evaluasi Kegiatan Usaha Penolahan                               Makanan Khas Daerah  yang Dimodifikasi dari Bahan Nabati dan Hewani, Kelas XII,                              Fauziah Asri Latifa, S.Si, M.Pd SMA N 13 Semarang

         https://cikoneng-ciamis.desa.id/inovasi-makanan-sehat-dari-bahan-lokal-di-desa-cikoneng

           https://mikkha.com/blog/contoh-inovasi-produk-makanan

          https://cikoneng-ciamis.desa.id/teknik-mengembangkan-menu-variatif-untuk-bisnis-kuliner- di-                       desa-cikoneng


Selasa, 22 April 2025

HPP dan BEP

 Harga Pokok Produksi  (HPP) dan  Titik Impas atau Break Even Point (BEP )


Assalamualaikum , selamat pagi anak -anak ....hari ini kita ulas kembali tentang harga pokok produksi  (HPP) dan  Titik Impas atau Break Even Point (BEP ). Semoga ini bisa menambah wawasan kalian untuk menghitung  HPP dan BEP  produk kalian .

Harga Pokok Produksi  (HPP)

Biaya adalah semua pengorbanan yang perlu dilakukan untuk suatu prosesproduksi, yang dinyatakan dengan satuan uang menurut harga pasar yangberlaku, baik yang sudah terjadi maupun yang akan terjadi. Biaya terbagi menjadi dua, yaitu biaya eksplisit dan biaya implisit.

Perhitungan biaya produksi makanan awetan dari bahan nabati dan hewani pada dasarnya sama dengan cara biaya produksi lainnya. Biaya yang harus dihitungadalah biaya investasi, biaya tetap (listrik, air, penyusutan alat/gedung, dll),serta biaya tidak tetap (bahan baku, tenaga kerja dan overhead).

MenurutPerry (1997) : biaya produksi adalah penjumlahan antara biaya tidak langsung (overhead cost) dan biaya langsung (direct cost).

Menurut Sadono Sukirno (2003) : biaya produksi adalah semua pengeluaran perusahaan untuk mendapat faktor-faktor produksi dan bahan mentah yang digunakan untuk menciptakan produk perusahaan.

Menurut Sutrisno (2009) : biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan dalam mengolah bahan baku sehingga menjadi produk selesai.

Jadi Biaya produksi adalah biaya-biaya yang harus dikeluarkan untuk terjadinya produksi barang. (Sumber:https://akuntanmuslim.com/komponen-biaya-produksi perusahaan).

2. Unsur Biaya Produksi

Unsur biaya produksi adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead. Secara umum biaya overhead dibedakan menjadi dua yaitu biaya overhead tetap dan biaya overhead variabel.

a. Biaya Overhead Tetap

 Biaya overhead tetap adalah biaya overhead yang jumlahnya tidak berubah walaupun jumlah produksinya berubah.

b. Biaya Overhead Variabel

 Biaya overhead variabel adalah biaya overhead yang jumlahnya berubah secara proporsional sesuai dengan perubahan jumlah produksi.

Biaya yang termasuk ke dalam overhead adalah biaya listrik, bahan bakar minyak, dan biaya-biaya lain yang dikeluarkan untuk mendukung proses produksi. Biaya pembelian bahan bakar minyak, sabun pembersih untuk membersihkan bahan baku, benang, jarum, lem dan bahan bahan lainnya dapat dimasukan ke dalam biaya overhead. Jumlah biaya-biaya yang dikeluarkan tersebut menjadi Harga Pokok Produksi (HPP).

Pada bahasan kali ini, akan dipaparkan contoh perhitungan harga untuk minuman lidah buaya. Diasumsikan dalam satu kali proses produksi akan diproduksi 500 mangkok lidah buaya, masing-masing berisi 240 gram lidah buaya (buah dan kuah).

Unsur biaya produksi meliputi biaya investasi, dan biaya produksi. Sedangkan untuk biaya produksi itu sendiri ada 2 macam yaitu biaya tetap dan biaya tidak tetap.

 

1) Investasi Alat dan Mesin

Investasi alat dan mesin, yaitu pembelian perlengkapan alat dan mesin produksi yang dibutuhkan untuk proses produksi. Alat dan mesin produksi yang dibeli harus sesuai dengan kapasitas produksi, dan hal teknis lainnya, seperti ketersediaan daya listrik, dan lainnya. Pada proses produksi lidah buaya, alat dan mesin yang dibutuhkan pada Tabel 1.


 

2) Biaya Tidak Tetap (Variabel)

Biaya tidak tetap adalah biaya yang dikeluarkan sesuai dengan jumlah produksi. Jadi, sifatnya tidak tetap, bisa berubah sesuai jumlah produksinya. Biaya tidak tetap ini, biasanya meliputi biaya bahan baku, bahan pembantu dan bahan kemasan. Pada proses produksi minuman lidah buaya, kebutuhan bahan baku pada Tabel 2.


 

3) Biaya Tetap

Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan yang jumlahnya tetap setiap bulannya, berapa pun jumlah produksinya. Biaya tetap meliputi biaya tenaga kerja, listrik/air, gas, penyusutan alat, dan lainnya. Pada produk lidah buaya, biaya tetap yang dibutuhkan tersaji pada Tabel 3.


Total biaya adalah jumlah keseluruhan biaya tidak tetap dan biaya tetap. Pada proses produksi lidah buaya, total biaya yang dibutuhkan adalah Total biaya = Biaya variabel + Biaya tetap = Rp 1.039.750 + Rp 369.200 = Rp 1.408.950

Harga jual adalah HPP ditambah margin keuntungan yang akan diambil. Untuk produk lidah buaya ini, HPP-nya adalah Total Biaya / Jumlah produksi Rp 1. 408.950,- / 500 = Rp. 2.818,-

Harga jual = Rp.2.818 + (40% x Rp. 2.818) = Rp. 3.945

Harga jual = Rp. 4.000


Dapat disimpulkan :

Total Biaya = Biaya variabel + Biaya tetap

Harga Pokok Produksi = Total biaya : Unit yang dihasilkan 

Harga jual = HPP + Keuntungan yang diinginkan 


Titik Impas atau Break Even Point (BEP)


Pengertian Titik Impas atau Break Even Point (BEP)

 Dalam kegiatan usaha, seorang wirausahawan selalu memperhitungkan adanya titik impas atau Break Even Point (BEP). BEP dapat diartikan sebagai suatu titik atau keadaan dimana perusahaan di dalam operasinya tidak memperoleh keuntungan dan tidak menderita kerugian. Dengan kata lain, pada keadaan itu keuntungan atau kerugiaan sama dengan nol. Apabila penjualan hanya cukup untuk menutup biaya variable dan sebagian biaya tetap, maka perusahaan menderita kerugian. Dan sebaliknya akan memperoleh keuntungan, bila penjualan melebihi biaya variable dan biaya tetap yang harus dikeluarkan.

Dalam suatu usaha, perhitungan BEP sangat penting agar kita tidak mengalami kerugian, diantara manfaat BEP adalah:

                    a. Alat perencanaan untuk menghasilkan laba

                    b. Memberikan informasi mengenai berbagai tingkat volume penjualan, serta                 hubungannya dengan kemungkinan memperoleh laba menurut tingkat                       penjualan yang bersangkutan.

                    c. Mengevaluasi laba dari perusahaan secara keseluruhan

                    d. Mengganti sistem laporan yang tebal dengan grafik yang mudah dibaca dan                              dimengerti. 


Kurva BEP merupakan keterkaitan antara jumlah unit yang dihasilkan dan volume yang terjual (pada sumbu X), dan antara pendapatan dari penjualan atau penerimaan dan biaya (pada sumbu Y).

Beberapa ketentuan yang harus dipenuhi dalam menghitung BEP antara lain sebagai berikut:

1. Harga jual produk harus tetap

2. Hanya menggunakan satu jenis produk, jika lebih dari satu jenis maka dapat menggunakan analisis BEP tersendiri untuk produknya.

3. Produksi harus stabil

4. Semua biaya besaran produksi dapat diukur secara nyata / fakta dan data yang realistik. 

BEP dapat dihitung dengan dua cara berikut:

a. Break Even Point (BEP) Penjualan dalam Unit

Break even point volume produksi menggambarkan produksi minimal yang harus dihasilkan pada perusahaan agar tidak mengalami kerugian. Rumus perhitungan BEP unit seperti berikut.

 


 Keterangan:

BEP= Break Even Point (Titik Impas)

Q = Quantity (jumlah produk)

FC = Fixed Cost (Biaya Tetap)

VC = Variable Cost (Biaya Variabel)

P = Harga Produk

b. Break Even Point (BEP) Rupiah

Break Even Point rupiah menggambarkan total penerimaan produk dengan kuantitas produk pada saat BEP

 


 

 

 

 

Keterangan:

BEP = Break Even Point (Titik Impas)

TR = Total Revenue (Penerimaan)

FC = Fixed Cost (Biaya Tetap)

VC = Variable Cost (Biaya Variabel) 



Daftar Pustaka

MODUL PEMBELAJARAN SMA PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN KELAS XI PERHITUNGAN BREAK EVEN POINT (BEP) USAHA MAKANAN KHAS DAERAH, PENYUSUN Devi Risna Ariyana, S.Pd (SMAN 1 Bringin) PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN KELAS XI ,2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN

MODUL PEMBELAJARAN SMA PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN KELAS X ,BIAYA PRODUKSI

PENGOLAHAN MAKANAN AWETAN NABATI PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN , PENYUSUN : ROSSA VINI ANGGALIA, S.P., M.M. (SMAN 9 KOTA TANGERANG SELATAN),KELAS X, 2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN


Senin, 20 Januari 2025

SUMBER DAYA USAHA

                                 SUMBER DAYA USAHA



Sumber daya usaha adalah sebuah kebutuhan yang diperlukan oleh perusahaan untuk mewujudkan atau menghasilkan peluang usaha (produk atau jasa).

 Berikut ini adalah sumber daya yang dibutuhkan dalam menjalankan sebuah usaha yang dikenal dengan istilah 6M, yaitu:

a. Man (manusia)

Man atau yag dikenal dengan istilah sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu faktor yang penting karena dari faktor inilah modal dan keterampilan dikelola. Manusia merupakan unsur manajemen yang paling penting dalam mencapai tujuan usaha. Sumber daya manusia yang dibutuhkan berupa tenaga kerja terdidik dan terlatih.

 b. Money (uang)

Uang disini berupa modal usaha atau biasanyan berupa uang. Pada dasarnya semua kegiatan membutuhkan modal awal di mana kita bisa melakukan hal-hal berupa pengorbanan yang akan membuat modal tersebut akan kembali menjadi modal dan memiliki tambahan yang kita sebut keuntungan.   Cara memperoleh sumber daya modal :

a. Uang pribadi

b. Kredit dari Lembaga keuangan

c. Menggunaan uang orang lain /kemitraan

 

 c. Material (bahan)

Material yang dimaksud adalah bahan baku atau bahan tambahan apa yang akan digunakan untuk kegiatan produksi.

 d. Machine (mesin)

Mesin merupakan adalah alat yang digunakan untuk mempermudah kegiatan produksi agar dapat menghasilkan produk secara maksimal. Dapat berupa mesin canggih ataupun mesin sederhana, tergantung kemampuan dari perusahaan tersebut.

 e. Methode (metode)

 Metode adalah cara yang digunakan oleh perusahaan agar kegiatan produksi dapat berjalan secara efektif dan efisien.

 f. Market (pasar)

 Barang yang diproduksi seharusnya adalah barang yang dibutuhkan oleh konsumen, agar tujuan perusahaan untuk mencapai keuntungan secara maksimal dapat tercapai. Atau dapat pula, perusahaan memiliki pangsa pasar yang potensial yang membutuhkan suatu produk, baru setelah itu perusahaan mencoba untuk memproduksi dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan pasar tersebut. Jadi pasar dapat berfungsi maksimal bagi perusahaan untuk menghasilkan pendapatan/uang. Untuk itu perlu di rancang strategi pemasaran yang sesuai dengan produk yang dijual. Kita ketahui bahwa saat ini pasar bisnis online mulai berkembang dengan pesat, untuk itu wirausahan sekarang juga memasarkan dan mempromosikan produknya dengan menggunaan media digital.

 

 





Minggu, 22 Desember 2024

Produk olahan pangan Nusantara (2)

Assalamualaikum wr wb, selamat pagi salam sehat dan bahagia selalu .... 
materi produk olahan pangan nusantara( 1 ) lebih fokus untuk olahan pangan nabati disini akan ditambah materi olahan pangan hewani . Semoga bisa membantu kalian dalam belajar ya.....

1)    Bahan Pangan Hewani

Bahan pangan hewani adalah bahan pangan yang berasal dari hewan. Jenis bahan pangan hewani di antaranya adalah, ikan, daging telur, dan susu.

a.     Telur:

Telur mempunyai kandungan gizi tinggi seperti air, protein, karbohidrat, mineral, lemak, dan vitamin. Namun, terkadang telur mengandung bakteri Salmonella yang berasal dari kotoran ayam. Oleh karenanya, telur harusdimasak dengan penanganan tepat agar bakteri dapat mati.

b.     Ikan

 Ikan terbagi atas beberapa jenis, yaitu ikan air laut, ikan air tawar, dan ikan air payau. Ikan mempunyai kandungan gizi diantaranya protein. Kandungan protein pada ikan lebih tinggi dari serealia. Kandungan protein ikan sangat mudah dicerna sehingga baik bagi balita. Ikan juga mengandung asam lemak tak jenuh yang sangat bermanfaat untuk kesehatan tubuh. Ikan juga mengandung vitamin dan mineral.

c.     Daging

Terdapat beberapa jenis daging, di antaranya daging sapi, daging kambing, daging kerbau, dll. Setiap jenis daging mempunyai karakteristik yang berbeda. Pada umumnya daging mengandung protein, lemak sera mineral dan vitamin.

d.     Susu

 Susu merupakan pangan dengan nilai gizi tinggi, yaitu memiliki kandungan air, lemak, protein, karbohidrat, vitamin, asam folat, dan mineral


Tehnik Pangawetan bahan pangan hewani

Upaya untuk mengawetkan makanan dilakukan dengan berbagai cara baik diolah menjadi makanan baru, menggunakan teknik penyimpanan, proses fisik maupun kimia.

1) Pengeringan

Teknik pengeringan merupakan proses untuk mengeluarkan atau menguapkan sebagian besar air yang di kandung melalui penggunaan energi panas. Kandungan air didalam bahan dikurangi sampai batas dimana mikroorganisme tidak dapat tumbuh lagi di dalamya.

Dalam proses pengeringan bahan akan menjadi lebih awet dan volume bahan menjadi lebih kecil. Akan tetapi tidak efektif untuk bahan yang mengandung gugus fungsional seperti vitamin dan protein.

2) Pengawetan Suhu Rendah

Teknik pendinginan adalah penyimpanan bahan pangan di atas suhu pembekuan. Sedangkan pengawetan dengan pembekuan adalah penyimpanan bahan pangan dalam keadaan beku. Dengan pendinginan dapat mengawetkan bahan makanan selama beberapa hari atau minggu tergantung pada macam bahan panganya. Sedangkan pembekuan dapat mengawetkan bahan makanan sekitar beberapa bulan atau bahkan beberapa tahun. Cara Pendinginan atau Pembekuan masing-masing memiliki pengaruh berbeda terhadap rasa, tekstur, nilai gizi, dan sifat-sifat lainya. Beberapa bahan makanan akan rusak pada suhu yang terlalu rendah.

3) Pengemasan

Cara Pengemasan merupakan proses pengolahan makanan yang berfungsi untuk pengawetan makanan, mencegah kerusakan mekanis, perubahan kadar air. Perkembangan dalam pengemasan sangat pesat baik pengemas palstik, kayu, karton, gelas dan metal. Berbagai bahan kemasan seperti tetaprak, tetabrik, tetraking merupakan teknologi baru bagi berbagai aneka jus serta produk cair lainnya. Sterilisasi bahan kemasan dilakukan dengan pemberian cairan atau uap hydrogen peroksida dan sinar UV atau radiasi gama.

 

4) Pengaraman

Proses pengaraman bisaanya di gunakan untuk mengawetkan ikan dan telur. Pengawetan makanan menggunakan garam biasanya dinamakan pengasinan dimana mengawetkan makanan dengan cara menambahkan garam pada bahan makanan. Kadar garam yang tinggi akan menghambat mikroorganisme yang membuat makanan cepat busuk.

 

5) Pengasapan

Proses pengasapan bisanya untuk mengawetkan jenis ikan dan daging

 

6) Penambahan Bahan Pengawet lain

Pengawetan makanan juga dapat dilakukan dengan cara menambahkan bahan pengawet seperti enzim paparin, enzim bromelin, asam sitrat dan bahan lainnya. Namun penggunaan bahan pengawet harus menggunakan bahan yang aman untuk makanan


Contoh makanan awetan dari bahan pangan hewani, antara lain: 
 1. Dendeng 



 
 Makanan awetan dari bahan baku seperti dendeng ini merupakan daging yang dipotong-potong tipis menjadi serpihan lemak. Rasa dari daging dendeng ini adalah asin dan setengah manis dan tidak perlu disimpan di lemari es.
 
 2. Udang Ebi 




 Makanan awetan dari bahan hewani dari Indonesia lainnya yaitu, udang ebi. Udang ebi adalah produk makanan awetan yang berbahan baku udang yang diolah dengan cara dikeringkan. Selain bergizi, makanan awetan ini juga tahan lama. 

 3. Ikan Asin 


 Makanan awetan dari bahan hewani ikan asin yang melakukan dua metode pengawetan. Yaitu, penambahan garam dan pengeringan. Peluang bisnisnya sangat terbuka besar karena ada banyak sekali orang yang menyukai ikan asin.
 4. Mentega 




 Pengolahan makanan awetan hewani seperti mentega ini berasal dari susu. Kemudian, susu difermentasi sehingga menjadi krim. 
 5. Sosis, 



 Sosis terbuat dari daging ayam atau sapi yang digiling halus dan dicapur dengan bahan lainnya. Makanan awetan ini bisa bertahan cukup lama untuk dikonsumsi. 
 6. Kornet 



.  Kornet terbuat dari campuran daging sapi ini bisa diolah menjadi berbagai macam sajian. 
7. Keju, 


.
 Keju berasal dari susu sapi atau kambing yang difermentasi oleh jamur, seperti Penicillium camemberti dan Penicillium roqueforti.
 8. Nugget Ayam 




 Nugget ayam adalah salah satu makanan awetan hewani hasil olahan ayam yang memiliki cita rasa tertentu, biasanya berwarna kuning keemasan. Saat ini, nugget ayam menjadi salah satu produk olahan daging ayam yang berkembang pesat.
 9. Bakso 



 
  makanan awetan berbahan hewani yang mudah dibuat adalah bakso. Bakso umumnya terbuat dari campuran daging sapi giling dan tepung tapioka. 
10. Telur Asin, 



  Telur asin biasanya menggunakan telur bebek. Dalam proses pengawetannya telur asin akan direndam dengan garam hingga matang. 
 11. Makanan Awetan Daging atau Ikan Asap


makanan awetan seperti daging dan ikan asap ini pengolahannya dengan cara menempatkannya di suatu wadah lalu diasapi.







Daftar Pustaka

Buku Panduan Guru Prakarya dan kewirausahaan : Pengolahan kelas X, Yenti Rokhmulyenti, Suci Paresti, dan Rita Aisyatul Dalfah. 2022, KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI BADAN STANDAR, KURIKULUM, DAN ASESMEN PENDIDIKAN PUSAT PERBUKUAN,

Modul Pembelajaran SMA ,PERENCANAAN USAHA PENGOLAHAN MAKANAN AWETAN DARI BAHAN PANGAN HEWANI, PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN kelas X, KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, PENDIDIKAN DASAR DAN PENDIDIKAN MENENGAH ,DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH ATAS 2020

Modul Pembelajaran SMA ,SISTEM PENGOLAHAN MAKANAN AWETAN DARI BAHAN PANGAN HEWANI DAN PENGEMASAN ,PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN kelas X, KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, PENDIDIKAN DASAR DAN PENDIDIKAN MENENGAH ,DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH ATAS 2020


 https://www.99.co/blog/indonesia/makanan-awetan-dari-bahan-hewani/ 

 https://www.liputan6.com/lifestyle/read/3686867/cara-membuat-sosis-ayam-sendiri-di-rumah-enak-                dan-halal